Tuesday

01-07-2025 Vol 19

SALDOBET – Bolehkah Minum Sebelum Shalat Idul Adha? Ini Penjelasan Lengkapnya

Air Putih//copyright pexels/Lisa Fotios

Liputan6.com, Jakarta Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar dalam Islam yang dirayakan dengan penuh kekhusyukan dan semangat berkurban. Seperti halnya Idul Fitri, umat Muslim juga dianjurkan melaksanakan shalat Id berjamaah pada pagi hari sebelum melanjutkan ibadah lainnya, seperti menyembelih hewan kurban. Namun, seringkali muncul pertanyaan sederhana namun penting: bolehkah minum atau makan sebelum melaksanakan shalat Idul Adha?

Pertanyaan ini muncul karena terdapat perbedaan anjuran antara shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Jika pada Idul Fitri disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat shalat, maka bagaimana dengan Idul Adha? Apakah hukum dan tuntunannya sama, atau justru berbeda? Hal ini menjadi penting untuk diketahui agar ibadah kita lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai hukum minum atau makan sebelum shalat Idul Adha berdasarkan dalil-dalil yang shahih serta pandangan para ulama. Penjelasan ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis sekaligus menambah pemahaman kita tentang adab dan sunnah di hari besar umat Islam ini.


2 dari 6 halaman

Hukum Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Adha

Bolehkah minum sebelum shalat Idul Adha? Hukum minum sebelum Shalat Idul Adha adalah sunnah, meskipun dianjurkan untuk menahan diri dari makan dan minum hingga shalat selesai, hal tersebut tidak haram jika dilakukan.

Melansir dari situs resmi Kementerian Agama RI, berbagai referensi dalam literatur Islam menjelaskan bahwa salah satu sunnah yang dianjurkan menjelang pelaksanaan Shalat Idul Adha adalah menahan diri dari makan dan minum hingga shalat selesai. Anjuran ini merujuk pada teladan Nabi Muhammad SAW yang baru menyantap daging kurban setelah menunaikan ibadah tersebut.

Tradisi ini berbeda dengan kebiasaan saat Idul Fitri, di mana umat Islam justru disunnahkan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum shalat. Oleh karena itu, menahan diri dari makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha menjadi praktik yang khas, mengandung nilai spiritual yang dalam yakni sebagai bentuk kesiapan lahir dan batin untuk beribadah dan berkurban sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT.

Lebih dari sekadar kebiasaan, anjuran ini juga berfungsi sebagai penanda antara hari-hari biasa dengan hari raya. Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya nilai pengorbanan dan semangat kebersamaan dalam beribadah, yang berpuncak pada prosesi penyembelihan hewan kurban. Kesimpulannya, tidak makan dan minum sebelum shalat Idul Adha merupakan tindakan yang dianjurkan untuk meneladani Nabi Muhammad SAW, namun bukan merupakan kewajiban. Jika terpaksa makan atau minum, shalat tetap sah.

3 dari 6 halaman

Anjuran Menahan Diri Sebelum Shalat Idul Adha

Waktu menahan diri dari makan dan minum hanya berlaku hingga setelah shalat Idul Adha dan kembali ke rumah masing-masing. Rasulullah baru menyantap makanan dan minum setelah selesai melaksanakan ibadah Shalat Idul Adha. Maka dari itu, sebaiknya umat Muslim menghindari minum sebelum shalat Idul Adha karena hal tersebut merupakan anjuran dari Rasulullah SAW.

Dilansir dari NU Online, Anjuran untuk tidak makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Buraidah RA, yang berbunyi, 

“Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.”

 

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menunda makan dan minum hingga setelah melaksanakan Shalat Idul Adha.

Para ulama, seperti Imam Nawawi, menyatakan bahwa anjuran ini termasuk dalam sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Ulama dari Mazhab Syafi’iyah menyatakan bahwa anjuran ini berlaku umum, baik untuk yang berkurban maupun tidak, sebagai bentuk dari ittiba’ atau meneladani Rasulullah SAW yang merupakan bagian dari sunnah yang kuat untuk dilestarikan oleh umat Islam di seluruh dunia.

4 dari 6 halaman

Hikmah di Balik Anjuran Tidak Makan dan Minum

Salah satu alasan penting mengapa umat Islam dianjurkan untuk tidak makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha adalah agar mereka bisa merasakan keistimewaan hari tersebut dengan khusyuk, serta mengarahkan fokus sepenuhnya pada pelaksanaan ibadah dan bukan pada pemenuhan kebutuhan jasmani. Dengan tidak makan atau minum sebelumnya, umat Islam secara simbolik mengekspresikan kesabaran dan penyerahan diri kepada Allah. Makanan baru dikonsumsi setelah ibadah dan penyembelihan kurban, sebagai bentuk syukur atas nikmat dan pengampunan yang diberikan oleh Allah SWT.

Praktik ini juga membedakan hari Idul Adha dari hari-hari biasa, di mana umat Muslim didorong untuk memulai hari raya dengan ibadah dan amal, bukan dengan rutinitas duniawi. Selain itu, hal ini menumbuhkan rasa empati kepada mereka yang sedang menanti daging kurban sebagai simbol keadilan sosial. Berdasarkan dalil-dalil dari hadits dan pendapat ulama, anjuran untuk menahan makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha tidak tergolong dalam hukum wajib, melainkan sunnah muakkad.

Imam Nawawi menyatakan bahwa tidak ada kewajiban berpuasa pada hari tersebut. Umat Muslim disunnahkan untuk menahan makan hingga shalat selesai sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Kesimpulannya, meskipun diperbolehkan untuk minum sebelum Shalat Idul Adha, lebih dianjurkan untuk menahan diri hingga shalat selesai demi mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

5 dari 6 halaman

Doa Setelah Shalat Idul Adha

Terlepas dari itu, terdapat bacaan doa setelah shalat Idul Adha. Doa setelah shalat Idul Adha disarankan untuk mengucapkan doa sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Meskipun tidak ada doa khusus yang wajib dibaca setelah shalat Idul Adha, umat Muslim dapat berdoa dengan berbagai doa yang berisi pujian, syukur, dan permohonan.Berikut adalah contoh doa yang bisa dibaca:

اللّهُمَّ اجعل هذا اليومَ يومَ فَرَجٍ ويومَ نعمةٍ ورحمةٍ وأمنٍ وسلامٍ على المسلمين، اللّهُمَّ تقبَّل منا ومنكم صالح الأعمال

“Ya Allah, jadikanlah hari ini sebagai hari kemenangan, hari penuh rahmat, keberkahan, keamanan, dan kedamaian bagi umat Islam. Ya Allah, terimalah amal kami dan amal mereka yang baik.”

6 dari 6 halaman

Pertanyaan Umum Seputar Idul Adha

1. Apa itu Idul Adha?

Idul Adha adalah hari raya umat Islam yang memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Pada hari ini, umat Muslim melaksanakan shalat Id dan menyembelih hewan kurban.

2. Kapan Idul Adha dilaksanakan?

Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Penetapannya mengikuti rukyatul hilal atau hisab dari otoritas keagamaan.

3. Siapa yang wajib berkurban?

Orang Muslim yang mampu secara finansial dan telah baligh dianjurkan untuk berkurban. Kurban hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan).

4. Bolehkah berkurban atas nama orang lain?

Boleh, terutama jika orang tersebut telah meninggal dan sebelumnya pernah berwasiat. Namun, kurban utama tetap diutamakan untuk diri sendiri dan keluarga.

5. Apa yang harus dilakukan sebelum shalat Idul Adha?

Dianjurkan mandi, memakai pakaian terbaik, dan tidak makan atau minum terlebih dahulu. Hal ini mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Posted in Uncategorized

admin


Warning: Undefined array key 0 in /www/indo0326/38.181.63.152/wp-content/themes/tenzin-news-magazine/single.php on line 71

Warning: Attempt to read property "term_id" on null in /www/indo0326/38.181.63.152/wp-content/themes/tenzin-news-magazine/single.php on line 71

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *