:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5234149/original/086730800_1748336237-WhatsApp_Image_2025-05-27_at_3.50.08_PM.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta Menjelang Hari Raya Idul Adha, banyak umat Muslim yang antusias menerima bagian daging kurban untuk diolah menjadi hidangan lezat. Namun, tidak jarang kita mengalami kekecewaan ketika daging kurban yang dimasak ternyata alot dan sulit dikunyah. Pertanyaan kenapa daging kurban alot sering muncul di benak banyak orang, terutama bagi mereka yang baru pertama kali mengolah daging kurban.
Sebenarnya, ada beberapa faktor ilmiah yang menjelaskan kenapa daging kurban alot ketika dimasak. Mulai dari proses alami yang terjadi setelah penyembelihan hingga faktor-faktor teknis dalam pengolahan daging. Memahami penyebab ini sangat penting agar kita bisa mengantisipasi dan mengatasinya dengan tepat.
Dengan pemahaman yang tepat, Anda bisa mengolah daging kurban menjadi hidangan yang empuk dan nikmat untuk disantap bersama keluarga. Mari kita simak penjelasan lengkap mengenai kenapa daging kurban alot dan cara mengempukkannya.
Berikut ini telah Liputan6.com rangkum secara lengkap, tentang kenapa daging kurban alot dan memberikan solusi praktis untuk mengatasinya, pada Kamis (29/5).
Tahun ini, Hari Raya Idul Adha 1440 H jatuh pada Minggu, 11 Agustus 2019. Sebagian dari masyarakat Indonesai akan mendapatkan daging kurban. Bagaimana mengolah daging kurban? Simak videok berikut ini.
Penyebab Utama Daging Kurban Menjadi Alot
Proses Rigor Mortis Setelah Penyembelihan
Penyebab utama daging kurban terasa alot adalah proses alami yang disebut rigor mortis. Rigor mortis merupakan fase alami yang terjadi setelah penyembelihan, di mana otot-otot hewan menjadi kaku dan tegang. Proses ini adalah reaksi biokimia normal yang terjadi pada semua hewan setelah mati.
Setelah proses rigor mortis selesai, serat otot akan mulai melunak dan daging akan menjadi lebih empuk secara alami. Namun, jika daging langsung diolah sebelum proses ini selesai, maka tekstur daging akan terasa keras dan alot. Oleh karena itu, penting untuk memberikan waktu istirahat pada daging sebelum diolah.
Faktor Stres pada Hewan Sebelum Penyembelihan
Hewan yang mengalami stres sebelum disembelih juga dapat menyebabkan daging menjadi alot, gelap, dan kering. Stres pada hewan kurban bisa disebabkan oleh pengangkutan jarak jauh, ketidaknyamanan selama perjalanan, perlakuan kasar, serta tidak adanya waktu istirahat yang cukup sebelum pemotongan.
Ketika hewan dalam keadaan stres, terjadi gangguan pada otot yang menyebabkan perubahan struktur daging. Gangguan ini mengakibatkan daging dari hewan yang disembelih memiliki warna yang lebih gelap dengan tekstur yang kering dan alot. Inilah mengapa syarat hewan kurban harus dalam keadaan sehat dan tidak stres.
Kesalahan Umum dalam Mengolah Daging Kurban
Langsung Mengolah Daging Setelah Penyembelihan
Kesalahan paling umum yang sering dilakukan adalah langsung mengolah daging begitu menerimanya dari tempat penyembelihan. Banyak orang yang tidak sabar dan ingin segera memasak daging menjadi sate atau hidangan lainnya. Padahal, otot-otot hewan setelah disembelih masih dalam keadaan tegang dan memerlukan waktu untuk rileks.
Sebaiknya, daging yang baru diterima perlu didiamkan terlebih dahulu dan direndam dengan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, nanas, jahe, dan kecap selama 2-3 jam. Proses marinasi ini tidak hanya membantu mengempukkan daging, tetapi juga membuat bumbu meresap dengan sempurna.
Teknik Pemotongan yang Salah
Cara memotong daging juga sangat berpengaruh terhadap tekstur akhir saat diolah. Setiap jenis daging memiliki arah serat yang berbeda dan memerlukan teknik pemotongan yang tepat. Pemotongan yang asal-asalan akan membuat daging tetap alot meskipun sudah dimasak dengan benar.
Untuk daging kambing, sebaiknya ikuti arah serat saat memotong dan buang bagian uratnya. Sedangkan untuk daging sapi, perhatikan arah seratnya kemudian potong daging dengan melawan arah serat. Teknik ini akan menghasilkan tekstur daging yang lebih empuk dan mudah dikunyah.
Cara Mengempukkan Daging Kurban yang Alot
... Selengkapnya
Menggunakan Enzim Alami dari Buah-buahan
Ada beberapa cara alami untuk mengempukkan daging kurban yang alot menggunakan enzim dari buah-buahan. Buah nanas yang diparut dan dilumurkan ke daging selama 10-20 menit sangat efektif karena mengandung enzim bromelin. Namun, perlu hati-hati dengan waktu pemakaiannya agar daging tidak menjadi terlalu lunak seperti bubur.
Buah kiwi juga bisa digunakan sebagai pengempuk alami karena mengandung enzim actinidin. Caranya adalah dengan menghancurkan buah kiwi, kemudian remas-remas dan oleskan ke daging, lalu diamkan selama 1-2 jam. Setelah itu, daging siap untuk diolah dan akan menghasilkan tekstur yang lebih empuk.
Pemanfaatan Rempah-rempah dan Bahan Alami
Jahe merupakan bahan alami yang sangat efektif untuk mengempukkan daging karena mengandung enzim proteolitik yang mampu mengurai ikatan protein dalam daging. Selain jahe, penggunaan daun papaya juga sangat membantu dalam proses pengempukan daging. Bungkus daging dengan daun papaya sebelum dimasukkan ke lemari pendingin, dan buat dua lapisan dengan daun papaya dan plastik untuk menjaga kualitas dan kebersihan.
Saat merebus daging, tambahkan rempah-rempah seperti buah pala, biji lawing, daun jeruk, dan kayu manis. Rempah-rempah ini tidak hanya membantu mengempukkan daging tetapi juga menghilangkan aroma tidak sedap yang mungkin ada pada daging kurban.
Langkah-langkah Praktis Mengempukkan Daging:
- Diamkan daging: Jangan langsung memasak daging setelah menerima, biarkan selama beberapa jam
- Lakukan marinasi: Rendam daging dengan bumbu selama 2-3 jam
- Gunakan pengempuk alami: Oleskan parutan nanas atau kiwi yang sudah dihancurkan
- Potong dengan teknik yang benar: Ikuti atau lawan arah serat sesuai jenis daging
- Lakukan trimming: Hilangkan lemak berlebih yang bisa membuat daging alot
- Gunakan rempah saat memasak: Tambahkan rempah-rempah untuk hasil yang optimal
Memahami penyebab daging kurban menjadi alot adalah kunci utama untuk menghasilkan olahan yang empuk dan lezat. Faktor-faktor seperti proses rigor mortis, kondisi hewan sebelum penyembelihan, teknik pemotongan, dan cara pengolahan semuanya saling berkaitan dalam menentukan kualitas akhir daging. Dengan persiapan yang matang dan teknik yang tepat, daging kurban yang awalnya alot bisa disulap menjadi hidangan yang empuk dan menggugah selera.
Kunci sukses mengolah daging kurban terletak pada kesabaran dan pemahaman terhadap karakteristik daging. Jangan terburu-buru dalam mengolah daging dan selalu berikan waktu yang cukup untuk proses marinasi. Investasi waktu di awal akan memberikan hasil yang memuaskan di akhir, sehingga momen berbagi kebahagiaan di Hari Raya Idul Adha menjadi lebih berkesan dengan hidangan daging kurban yang empuk dan lezat.