:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4012773/original/012758300_1651425543-20220502-Festival_Tabuh_Bedug_Malam_Takbiran-3.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Hari raya Idul Adha merupakan momentum penting dalam kehidupan umat Islam. Tidak hanya pada siangnya, malam sebelum Idul Adha juga menyimpan banyak keutamaan yang patut dimaknai lebih dalam. Malam ini menjadi waktu yang istimewa untuk memperbanyak ibadah dan mengingat Allah SWT, sebagai bentuk penghormatan terhadap hari besar yang menyimbolkan kepasrahan total kepada Sang Pencipta.
Dalam tradisi masyarakat muslim Indonesia, malam Idul Adha kerap diramaikan dengan gema takbir, tahlil, tahmid, dan dzikir bersama di masjid-masjid maupun musala. Takbir keliling yang dilakukan dengan penuh suka cita juga menjadi bagian dari semarak malam raya. Tradisi ini bukan hanya sekadar kebiasaan turun-temurun, tetapi juga sarana syiar Islam dan pendidikan spiritual, terutama bagi generasi muda.
Sayangnya, tidak sedikit pula yang justru melalaikan malam ini, menganggapnya sama seperti malam-malam biasa. Padahal, banyak ulama menekankan bahwa malam Idul Adha memiliki nilai-nilai ibadah yang bisa diraih jika dihidupkan dengan amal saleh.
Lantas, apa saja amalan malam Idul Adha? Dan apa keutamaannya dalam pandangan Islam? Berikut ulasan lengkapnya yang dtelah dirangkum Liputan6.com, Rabu (21/5/2025).
Takbir menggema lantaran masjid yang lokasinya berdekatan dengan Gereja Katedral ini menyelenggarakan salat Idul Adha 1438 Hijriah.
Amalan yang Bisa Dilakukan di Malam Idul Adha
… Selengkapnya
Dalam rangka menyambut datangnya hari raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam sebelumnya dengan amalan malam Idul Adha. Berikut beberapa amalan utama yang dapat dilakukan.
1. Mengumandangkan Takbir
Gema takbir menjadi simbol kebesaran Allah SWT. Takbir dianjurkan mulai setelah maghrib malam Idul Adha hingga waktu pelaksanaan shalat Id. Umat Islam dianjurkan menghidupkan malam ini dengan takbir bersama di masjid atau secara individu di rumah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
2. Bershalawat dan Berdzikir
malan lainnya yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak dzikir seperti tasbih, tahmid, dan tahlil. Selain itu, memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW juga menjadi cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Membaca Al-Qur’an dan Berdoa
Mengisi malam Idul Adha dengan membaca Al-Qur’an dan berdoa merupakan bentuk penghambaan yang tinggi. Imam Syafi’i menyebutkan bahwa malam-malam hari raya termasuk waktu mustajab untuk berdoa.
4. Shalat Malam (Tahajud) dan Shalat Taubat
Meskipun tidak ada shalat khusus untuk malam Idul Adha, para ulama menganjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah seperti tahajud, hajat, dan taubat. Shalat ini dapat menjadi sarana introspeksi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5. Bersilaturahmi dan Meminta Maaf
Menyambut hari raya dengan hati yang bersih menjadi salah satu nilai utama dalam Islam. Malam Idul Adha adalah waktu yang baik untuk bersilaturahmi dan saling meminta maaf.
Keutamaan Malam Idul Adha
… Selengkapnya
Keutamaan malam Idul Adha dapat dilihat dari berbagai pandangan ulama dan literatur keislaman, meski sebagian haditsnya dinilai dha’if. Namun, sebagaimana disebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar, hadits-hadits tentang fadha’il (keutamaan) tetap bisa diamalkan selama tidak sangat lemah dan tidak berkaitan dengan akidah atau hukum halal-haram.
Di antara hadits yang sering dijadikan dasar anjuran menghidupkan malam Idul Adha adalah,
مَنْ قَامَ لَيْلَتَيْ الْعِيدَيْنِ مُحْتَسِبًا لِلَّهِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ
“Barang siapa menghidupkan dua malam hari raya karena mengharap pahala Allah, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana banyak hati mati.” (HR. Ibnu Majah, II/668)
Meskipun hadits ini diperselisihkan statusnya oleh para ahli hadits, Imam As-Syafi’i, Imam An-Nawawi, dan ulama lainnya tetap menggunakannya sebagai dasar keutamaan. Mereka menilai bahwa pada malam ini Allah SWT membukakan pintu-pintu rahmat dan ampunan bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Makna “hatinya tidak akan mati” di hari kematian, menurut Al-Munawi, merujuk pada kondisi spiritual manusia yang tenggelam dalam dunia dan lalai terhadap akhirat. Maka, orang yang menghidupkan malam Idul Adha diyakini akan terhindar dari kerasnya hati dan su’ul khatimah.
Amalan Sunnah Idul Adha Lainnya
… Selengkapnya
Selain menghidupkan malam sebelum Idul Adha, terdapat pula beberapa amalan sunnah lain yang dianjurkan pada hari raya:
- Mandi Sebelum Shalat Idul AdhaDianjurkan untuk mandi sebelum melaksanakan shalat Id sebagai bentuk penyucian diri. Hal ini termasuk sunnah yang diriwayatkan oleh banyak sahabat.
- Memakai Pakaian TerbaikMeskipun tidak semewah hari raya Idul Fitri, mengenakan pakaian terbaik adalah bentuk penghormatan terhadap hari besar.
- Tidak Makan Sebelum Shalat IdBerbeda dengan Idul Fitri, pada hari Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan sebelum shalat, kecuali bagi yang tidak menyembelih hewan qurban.
- Berjalan Menuju Tempat Shalat dan Melewati Jalan yang Berbeda Saat PulangIni merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan semangat syiar Islam.
- Menyembelih Hewan QurbanInilah inti dari hari raya Idul Adha. Penyembelihan hewan qurban dilakukan sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah, mengingat kembali kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.