![[Bintang] Titiek Puspa](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/u8ZTp_HHJ2ZNONt5V1hu6BKerKc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1528880/original/1694ea6734329b461d0c13248c405128a-_1_.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Kepergian Titiek Puspa tentu menyisakan kesedihan bagi banyak orang, terutama penggemarnya yang sudah lama mengagumi karya-karyanya. Namun, warisan musiknya akan terus hidup dan dikenang sepanjang masa.
Tidak hanya sebagai seorang musisi, Titiek Puspa juga dikenal dengan sikap rendah hati dan empati yang besar terhadap orang lain, sebagaimana tercermin dalam kisah-kisah hidupnya yang menginspirasi, salah satunya dalam penciptaan lagu Kupu-Kupu Malam.
Lagu ini meraih kembali popularitasnya setelah dinyanyikan ulang oleh Ariel NOAH. Ternyata, lagu tersebut sangat berkesan bagi Titiek Puspa karena menyimpan cerita yang penuh makna di balik penciptaannya.
Beliau mengungkapkan bahwa Kupu-Kupu Malam adalah lagu yang paling ia kagumi karena pada suatu momen ia pernah berdoa bersama seorang wanita pekerja seks nonmuslim, sementara dirinya beragama Islam.
Momen penuh toleransi itu menjadi latar emosional di balik terciptanya lagu tersebut. Lagu ini tak hanya menggambarkan realita kehidupan, tetapi juga menjadi sebuah bentuk empati terhadap sebuah kenyataan sosial yang sering kali terabaikan.
Saksikan Video Pilihan ini:
RDF Cilacap, Teknologi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan
Kisah di Balik Lagu Kupu-Kupu Malam
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3127762/original/015351700_1589433563-titiek_puspa_0.jpg)
… Selengkapnya
Dalam sebuah kesempatan tampil di luar Jakarta, Titiek Puspa bertemu dengan seorang perempuan yang menggantungkan hidupnya sebagai pekerja seks. Pertemuan itu meninggalkan kesan mendalam baginya.
Perempuan itu membuka kisah hidupnya kepada Titiek, menceritakan bagaimana ia akhirnya terjebak dalam dunia prostitusi. Keputusan itu diambil setelah sang suami meninggalkannya demi wanita lain, membuatnya harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.
Lagu Kupu-Kupu Malam menggambarkan kehidupan seorang pekerja seks komersial, atau yang kerap disebut sebagai “wanita malam”. Titiek Puspa, sang pencipta lagu, tidak menulisnya dengan nada menghakimi atau merendahkan.
Sebaliknya, ia memilih untuk memotret realitas mereka dengan penuh empati, memperlihatkan sisi kemanusiaan yang sering diabaikan oleh masyarakat.
Toleransi dan Doa yang Mengubah Hidup
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5184463/original/064796700_1744287697-2.jpg)
… Selengkapnya
Singkat cerita, setelah mendengarkan kisah hidup sang wanita, Titiek Puspa pun menanyakan apa yang menjadi harapannya di masa depan. Wanita itu lalu mengungkapkan keinginannya untuk memiliki seorang suami, agar sang anak tidak merasa malu dengan latar belakang ibunya.
Titiek Puspa mengenang momen haru ketika ia dan wanita itu duduk berseberangan sebelum akhirnya berdiri dan saling berpelukan. Dalam pelukan itu, sang wanita menangis dan tubuhnya gemetar sembari menyebut nama Tuhannya, sementara Titiek pun menyebut nama Tuhan yang ia imani.
Usai berdoa, Titiek menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan dari masing-masing mereka telah mendengar doa itu. Ia lalu menegaskan kepada wanita tersebut agar tidak kembali ke jalan yang sama, meyakinkannya bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhan anaknya.
Setelah wanita itu pulang, Titiek Puspa menuangkan kisah yang baru saja ia dengar ke dalam sebuah lagu. Cerita hidup sang wanita menjadi inspirasi utama lahirnya lagu yang kemudian ia beri judul Kupu-Kupu Malam.
