Saturday

17-05-2025 Vol 19

SALDOBET – Kisah Keramat Malam Jumat Kliwon, Pertemuan Gus Dur dan Mbah Liem yang Menjadi Titik Balik Sejarah

Mbah Liem dan Gus Dur

Liputan6.com, Jakarta – Malam Jumat Kliwon selalu dianggap sakral oleh banyak kalangan di tanah Jawa. Dalam tradisi keislaman yang bercampur dengan budaya lokal, Jumat itu menjadi waktu yang diyakini penuh keberkahan dan pertemuan spiritual.

Namun di tahun 1983, malam Jumat Kliwon menjadi lebih dari sekadar malam biasa. Sebuah peristiwa bersejarah terjadi antara dua tokoh besar yang kelak mengukir arah sejarah bangsa Indonesia.

Dirangkum Rabu (30/04/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @kanalunik, inilah kisah pertemuan antara KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan KH Moeslim Rifa’i Imampuro, ulama nyentrik asal Klaten yang dikenal dengan nama Mbah Liem.

Pada malam yang dingin dan hening itu, keduanya berjalan beriringan menembus gelap menuju makam Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari di Tebuireng, Jombang. Tak ada gemuruh atau sorot kamera. Hanya langkah kaki dan bisikan hati yang menyatu dalam ziarah sakral.

Gus Dur, cucu pendiri Nahdlatul Ulama, berjalan tenang di samping Mbah Liem, seorang waliyullah yang dikenal dengan gaya nyentrik namun sarat karomah. Perjalanan mereka dimulai sekitar tengah malam dan tiba di pusara sang pendiri NU tepat pukul 3.00 pagi.

Saat berdiri di hadapan makam kakeknya, Gus Dur diam. Lalu terdengar suara Mbah Liem yang memecah kesunyian. Ia berkata pelan namun tegas, “Kamu jangan mengaku cucunya Mbah Hasyim kalau tak bisa ikut mengatur negara.”

Gus Dur mendengarkan dengan khidmat, tanpa membantah atau menimpali. Kata-kata Mbah Liem bukan sekadar nasihat, tapi semacam isyarat akan masa depan yang menanti Gus Dur di panggung kebangsaan.

 

Simak Video Pilihan Ini: